Menjelang Nataru, Mimika Gelar "Gerakan Pangan Murah" di 4 Titik! Jaga Harga, Amankan Kebutuhan Pokok



TIMIKA, papuamctv.com — Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kabupaten Mimika bergerak cepat mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat. Melalui Dinas Ketahanan Pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM) kembali digulirkan di tengah masa Advent yang menjadi periode krusial persiapan bagi umat Kristiani.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mimika, Yulius Koga, pada Sabtu (6/12/2025), mengumumkan bahwa GPM bulan Desember ini telah dimulai dari Gereja Katolik Santo Petrus di SP3. Tak berhenti di satu titik, Yulius memastikan GPM akan menyentuh lebih banyak masyarakat dengan menjadwalkan total empat lokasi sepanjang Desember.

"Setelah di SP3, kegiatan berikutnya akan digelar di Pau Mako atau Mapurujaya, kemudian berlanjut ke Wania, dan ditutup di Pasar Lama sebagai lokasi puncak terakhir," terang Yulius Koga. "Ini sekaligus menuntaskan seluruh rangkaian GPM tahun 2025. Selanjutnya kita menunggu program untuk tahun depan."

Gerakan Pangan Murah ini bukan hanya sekadar memfasilitasi kebutuhan Nataru, tetapi juga menjadi instrumen penting pemerintah daerah dalam mengendalikan laju inflasi. Yulius mencatat bahwa pada November 2025, tingkat inflasi Mimika berada di angka 1,7 persen. Beberapa komoditas sempat terpantau mengalami kenaikan harga, seperti ikan lemah, semangka, dan kangkung, bahkan cabai (rica) mulai merangkak naik sejak hari sebelumnya.

Namun, masyarakat tak perlu khawatir soal stok komoditas utama. Untuk bawang merah dan bawang putih, Dinas Ketahanan Pangan berhasil mengamankan stok melalui terobosan kerja sama langsung dengan petani di Bima, NTB, menghasilkan suplai sebanyak 15 ton.

"Stok bawang mencukupi. Pantauan kami di distributor beras dan komoditas lain juga menunjukkan ketersediaan yang cukup untuk Natal dan Tahun Baru," tegas Yulius.

Selain GPM, masyarakat Mimika juga bisa memanfaatkan agenda alternatif belanja murah melalui pasar harga distributor yang dijadwalkan pada 18–19 Desember di Emeneme.

Dalam kegiatan ini, produk dijual sesuai harga distributor—harga yang lebih rendah dibanding harga pasar biasa, meskipun berbeda dengan skema pasar murah pemerintah. "Jadi masyarakat bisa belanja dengan harga yang lebih rendah dibanding pasar, meski bukan termasuk pasar murah," tambahnya.

Sementara untuk kebutuhan khas Natal, seperti daging babi, saat ini harganya tercatat stabil di kisaran Rp250 ribu per kilogram. Dinas Ketahanan Pangan tengah menunggu persetujuan lanjutan untuk memasukkan komoditas ini dalam daftar penyediaan stok pasar murah.

Di akhir penyampaiannya, Yulius Koga mengimbau masyarakat untuk menggunakan barang-barang yang dibeli dari GPM murni untuk kebutuhan keluarga, dan tidak untuk diperjualbelikan kembali. Ia juga menyerukan semangat toleransi:

"Bagi masyarakat yang tidak merayakan Natal, mohon beri kesempatan lebih dulu kepada saudara-saudara kita yang merayakan. Namun, dalam pelayanan GPM, kami tetap melayani semua tanpa membedakan agama maupun (suku)," tutupnya. (Ian)

Postingan Terbaru