Pemekaran Mimika: Lahir Dua Distrik Baru, Mimika Gunung dan Mimika Utara, Demi Pelayanan Hingga Perbatasan



Timika, papuamctv.com – Pemerintah Kabupaten Mimika menunjukkan komitmen kuatnya untuk memperluas jangkauan layanan pemerintahan dan mempercepat pembangunan hingga ke wilayah perbatasan. Langkah konkret diambil dengan mengumumkan pembentukan dua distrik baru, yakni Distrik Mimika Gunung dan Distrik Mimika Utara, yang merupakan pemekaran dari Distrik Iwaka dan Kuala Kencana.

Pengumuman bersejarah ini disampaikan langsung oleh Bupati Mimika, Johannes Rettob, dalam pertemuan dengan ratusan warga dari empat suku besar — Moni, Mee, Amungme, dan Kamoro — yang digelar di Jalan Trans Timika–Wagete pada Kamis (30/10).

Untuk segera menggerakkan roda pemerintahan di wilayah baru ini, Bupati Rettob telah menunjuk pelaksana tugas kepala distrik. Primus Wamoni dipercaya sebagai Pelaksana Kepala Distrik Mimika Gunung, sementara Jery Diwitou ditunjuk sebagai Pelaksana Kepala Distrik Mimika Utara.

"Ini Kabupaten Mimika sampai di gunung. Bapa ibu semua orang Mimika," ujar Bupati Rettob mengawali sambutannya, menegaskan bahwa pembentukan distrik baru ini bertujuan utama untuk mendekatkan pelayanan publik dan mempercepat pembangunan yang merata.

Dalam arahannya, Bupati Rettob menegaskan janji untuk memperkuat layanan dasar di wilayah pesisir, pegunungan, dan perbatasan. Pelayanan akan segera dirasakan warga, termasuk:

  • Pemeriksaan kesehatan gratis yang akan dilakukan sebulan sekali.
  • Pembukaan pendaftaran KTP di tempat.
  • Pembangunan satu Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah tersebut.
  • Pembentukan kampung-kampung persiapan, menindaklanjuti masukan 22 kampung.

"Kita bikin kantor distrik sementara, dan mulai tahun depan kita bangun infrastruktur, kesehatan, ekonomi di wilayah perbatasan. Saya punya rencana bangun dari kampung ke kota,” tegasnya, seraya menambahkan bahwa wilayah Distrik Mimika Utara akan mencakup hingga Kapiraya untuk mendukung konektivitas antarwilayah.

Pertemuan ini menjadi ajang dialog yang hangat, di mana para tokoh adat empat suku menyampaikan beragam aspirasi yang sarat harapan.

Samuel Hanau, tokoh adat suku Moni, menyambut baik kedatangan Bupati, namun juga menyuarakan perasaan warga yang merasa terpinggirkan: "Timika ibarat rumah besar, tapi kami di sini seperti duduk di serambi lihat ke dalam. Kami selalu tunggu bapa kasih kami yang di luar ini apa."

Senada, Niko Magai dari suku Mee, menyampaikan permintaan agar pemekaran kampung segera diwujudkan. Sementara itu, Izak dari suku Amungme, menggambarkan kondisi warga di pegunungan yang hidup sederhana, bergantung pada berburu dan berkebun, dan mengucapkan syukur atas kunjungan Bupati.

Aspirasi kritis datang dari Ibu Ratna suku Kamoro yang menyoroti persoalan lahan dan kebutuhan pembangunan di Iwaka. "Puluhan tahun kami tidak diperhatikan. Tolong bangun Iwaka juga. Tanah kami sudah diambil, tolong beri kami tanah sedikit... Tolong mekarkan Iwaka supaya kami bisa bangun desa baru,” pintanya.

Di akhir pertemuan, sebagai wujud perhatian langsung, Bupati Rettob menyerahkan bantuan sembako kepada warga yang hadir.

Dengan terbentuknya dua distrik baru ini, Pemkab Mimika bertekad mewujudkan pembangunan yang lebih merata hingga ke wilayah terpencil dan perbatasan, serta membuka akses pelayanan publik yang selama ini sulit dijangkau oleh seluruh masyarakat Mimika. (admin)

Postingan Terbaru