Pendidikan Usia Dini di Mimika Barat Jauh: Landasan Masa Depan di Tengah Tantangan Geografis dan Keterbatasan



Potowaiburu, papuamctv.com – Pendidikan anak usia dini (PAUD) dinilai sebagai landasan krusial bagi masa depan anak, daerah, dan bangsa. Penilaian ini disampaikan oleh Kepala Distrik Mimika Barat Jauh, Everardus R. Kukuareyau, ketika akan mempersiapkan kunjungan kerja Bupati Mimika Johannes Rettob dan Wakil Bupati Emanuel Kemong beserta Ketua TP-PKK Ny. Suzi Rettob dan Wakil Ny. Perina Kemong yang sekaligus merupakan Bunda PAUD Kabupaten Mimika di Sekolah TK Negeri Potowaiburu pada Sabtu, 01 November 2025.

Kepala Distrik Everardus Kukuareyau menekankan, bahwa persiapan pendidikan sejak dini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi anak di masa mendatang. Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemerintah Kabupaten Mimika atas pembangunan TK Negeri di Potowaiburu, yang menurutnya sangat menunjang aktivitas pendidikan bagi anak-anak Mimika Barat Jauh.

"Terima kasih karena telah dibangun PAUD ini di Potowaiburu, untuk menunjang aktifitas pendidikan khususnya bagi anak-anak Mimika Barat Jauh," ujarnya.

Sejak awal pembangunan TK pada tahun 2024 oleh Dinas Pendidikan dan pembukaan pendaftaran di tahun 2025, sekolah ini disambut antusiasme tinggi oleh masyarakat dan orang tua. Mereka bersemangat menyekolahkan anak-anak mereka. Everardus berharap jumlah siswa akan terus meningkat di tahun ajaran mendatang.

Di balik sambutan hangat tersebut, Kepala Sekolah TK Negeri Potowaiburu, Yusuf Pilo, mengungkapkan sejumlah tantangan dan kebutuhan mendesak yang masih memerlukan perhatian serius dari pemerintah.

  • Kekurangan Guru dan Fasilitas: Sekolah yang baru beroperasi sejak Juli 2025 ini sangat membutuhkan tambahan guru, berbagai alat peraga, dan sarana bermain.
"Untuk taman bermain sangat kami butuhkan karena kita tahu bahwa anak-anak TK ini pada umumnya harus mereka senang untuk datang sekolah," ujar Yusuf Pilo.
  • Akses Geografis Sulit: Kendala transportasi menjadi masalah utama, terutama bagi anak-anak dari kampung yang berjarak 4 km dan harus ditempuh dengan berjalan kaki, atau bahkan dari kampung lain yang memerlukan transportasi perahu untuk menyeberang ke sekolah.
  • Dukungan Anggaran: Sekolah memerlukan fasilitas yang memadai dan dukungan anggaran, termasuk Dana Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA).
  • Permasalahan Administrasi Kependudukan: Kendala lain adalah mengenai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan akta kelahiran, di mana banyak anak yang belum memiliki NIK, dan beberapa data tahun lahir tidak sesuai dengan usia anak sebenarnya.
  • Perkembangan Belajar Anak: Perkembangan belajar membaca dan menulis anak juga terkendala oleh minimnya dukungan orang tua yang kurang memahami pendidikan. Anak-anak cenderung kembali menggunakan bahasa daerah di rumah, yang membuat mereka kesulitan untuk diajak berbahasa Indonesia di sekolah.
Gedung TK Negeri Potowaiburu yang terletak di kampung Potowaiburu, Mimika Barat Jauh. Foto: papuamctv.com

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kepala Sekolah Yusuf Pilo berupaya menerapkan metode pembelajaran "kampung". Metode ini mengikuti kebiasaan masyarakat, di mana pembelajaran tidak hanya berfokus di dalam kelas, namun juga dapat dilakukan di luar kelas, misalnya sambil mengikuti kegiatan orang tua dan makan bersama.

Selain itu, meskipun belum memiliki anggaran tahunan, sekolah berinisiatif memberikan makanan tambahan (terutama bubur kacang hijau) bagi siswa, berkat bantuan dari pihak SD setempat.

Kepala Distrik Everardus Kukuareyau, atas nama warga, kembali mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bunda PAUD dan rombongan. Namun, perhatian lebih lanjut dan dukungan nyata dari pemerintah sangat diharapkan untuk memastikan keberlangsungan dan kualitas pendidikan anak-anak di Mimika Barat Jauh. (HK)

Postingan Terbaru