Bangkit Pasca Wabah ASF, Disnakkeswan Mimika Pamerkan Inovasi Olahan Daging dan Sukses Program Stunting di Pameran Otsus Nabire


NABIRE, papuamctv.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika tampil memukau dalam Pameran Kinerja Pemerintah Hari Otonomi Khusus (Otsus) ke-24 yang digelar di Nabire, Provinsi Papua Tengah, pada 20-21 November 2025. Tidak hanya sekadar seremoni, Disnakkeswan Mimika membawa bukti nyata pemulihan ekonomi peternak dan keseriusan penanganan stunting melalui Dana Otsus.

Dalam pameran tersebut, stan Disnakkeswan Mimika menjadi sorotan dengan produk unggulan berupa bakso babi dan dendeng babi. Kehadiran produk ini menjadi simbol kebangkitan peternak babi di Mimika yang sempat terpuruk akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) pada tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Seksi Bimbingan Usaha Peternakan Disnakkeswan Mimika, Jeni Timang, menjelaskan bahwa produk olahan yang ditampilkan merupakan hasil pembinaan intensif sejak tahun 2023.

"Bakso babi ini binaan kami sejak 2023, namun aksi nyatanya (action) baru terlihat di 2024 dan 2025. Pemerintah mendukung penuh dengan menyediakan peralatan seperti penggilingan daging dan pencetak bakso yang saat ini statusnya masih milik dinas untuk tujuan pembinaan," ujar Jeni saat ditemui di lokasi pameran.

Jeni juga menyoroti perjuangan kelompok pengusaha dendeng babi. Sempat vakum akibat wabah ASF yang mematikan banyak ternak pada 2023-2024, para peternak mulai bangkit di tahun 2025 ini.

"Di tahun 2025 mereka mulai bangkit lagi, walaupun harga daging masih tergolong mahal dan belum kembali normal seperti sebelum ASF. Jadi yang kami bawa ke pameran ini adalah kelompok yang benar-benar bersedia dan mampu berproduksi meski dengan biaya produksi yang maksimal," tambahnya.

Selain pemulihan ekonomi, Disnakkeswan Mimika juga memaparkan keberhasilan pemanfaatan Dana Otsus untuk program prioritas nasional, yakni penurunan angka stunting. Intervensi dilakukan melalui distribusi bantuan protein hewani.

Jeni memaparkan bahwa bantuan berupa telur dan ayam beku lokal murni dari Timika telah disalurkan ke dua distrik, yakni Distrik Agimuga dan Distrik Atuka.

Namun, program yang paling menonjol adalah pemberdayaan ekonomi keluarga melalui bantuan ternak ayam petelur. Sebanyak 48 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di empat distrik—Kuala Kencana (10 KK), Kuamki Narama (8 KK), Mimika Baru (10 KK), dan Mimika Timur (10 KK)—mendapatkan paket bantuan lengkap sejak 2024.

"Bantuannya sangat lengkap. Mulai dari kandang kapasitas 50 ekor dengan sistem baterai, kipas angin, hingga rak telur. Jadi saat panen, mereka sudah siap. Berdasarkan survei kami di 2025, program ini sangat membantu kebutuhan makan harian mereka. Ada peternak yang sangat berhasil, dari 50 ekor bibit, 48 ekor masih bertahan dan produktif hingga kini," jelas Jeni.

Rencananya, pada tahun 2026, Disnakkeswan akan kembali menyalurkan bibit baru (re-stocking) karena ayam bantuan tahun 2024 akan memasuki masa afkir (tidak produktif).

Di akhir wawancara, Jeni menegaskan bahwa fokus Dana Otsus di bidang peternakan tahun ini adalah menekan inflasi harga daging babi dan penanganan stunting. Pemerintah secara agresif membagikan bibit ternak babi dan pakan untuk menstabilkan pasar.

Upaya ini mulai membuahkan hasil manis. Harga daging babi di Mimika yang sempat melambung hingga Rp250.000 per kilogram, kini mulai turun secara bertahap.

"Kami selalu kontrol di lapangan. Dari harga Rp250 ribu, turun ke Rp200 ribu, dan sekarang di masyarakat sudah beredar di kisaran Rp170 ribu hingga Rp180 ribu. Bahkan, ada yang sudah berani jual di angka Rp150 ribu per kilogram. Ini bukti support pemerintah lewat pakan dan bibit mulai berdampak," pungkas Jeni.

Partisipasi Disnakkeswan Mimika di Nabire ini menegaskan bahwa Dana Otsus tidak hanya habis untuk kegiatan administratif, melainkan benar-benar menyentuh sendi ekonomi masyarakat dan perbaikan gizi di Tanah Papua. (HK)

Postingan Terbaru