Wahana Visi Indonesia Gelar Diseminasi, Dorong Kader Posyandu Mimika Terapkan Layanan Siklus Hidup



TIMIKA, papuamctv.com – Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui program unggulannya, Project Akselerasi Penurunan Kasus Stunting dan Peningkatan Status Gizi (PASTI) Papua, kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat layanan kesehatan dasar di Kabupaten Mimika. Pada Selasa, 9 Desember 2025, bertempat di Hotel Swissbellin, WVI menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Hasil Penilaian Strata Kader Lintas Sektoral dan Penyematan Pin Kader Kesehatan Berpotensi Kabupaten Mimika.

Acara penting ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara WVI dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai mitra pendanaan, serta dukungan penuh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Senior Program Manager Project PASTI Papua, Julia Christine Sagala, menjelaskan bahwa kegiatan diseminasi ini adalah puncak dari serangkaian proses penilaian yang ketat. Penilaian strata kader posyandu ini melibatkan kader dari kurang lebih 17 posyandu di Kabupaten Mimika, baik yang didampingi langsung oleh PASTI Papua maupun yang tidak.

"Proses diseminasi ini adalah salah satu upaya agar layanan kesehatan bisa menyentuh di tingkat kampung," ujar Julia. "Ini merupakan kegiatan pertama yang terjadi di Kabupaten Mimika, dan sejalan dengan RPJMN Nasional yang mengharapkan setiap kabupaten memiliki kader posyandu dengan strata madya," tambahnya.

Penilaian ini berfokus pada 25 Keterampilan Dasar Kader Posyandu, yang kurikulumnya mengacu pada modul dari Kementerian Kesehatan. Sebelumnya, kader dampingan di Kelurahan Koprapoka (sekitar 6 posyandu) telah menjalani pelatihan intensif sejak Desember 2024 dan pendampingan rutin bulanan. Uji penilaian strata sendiri telah dilaksanakan pada 29 Oktober.

Sesi foto bersama di sela-sela kegiatan Diseminasi Hasil Penilaian Strata Kader Lintas Sektoral, Selasa (09/12/2025). Foto : HK

Julia menekankan bahwa fungsi posyandu saat ini telah berkembang jauh melampaui layanan bayi dan balita. Posyandu kini diharapkan dapat memberikan pelayanan siklus hidup yang utuh, mulai dari: Ibu hamil, Ibu nifas, Bayi dan balita, Anak usia prasekolah, Remaja, Usia dewasa, Lanjut usia (lansia).

"Posyandu harus menjadi layanan prima dengan komunikasi efektif dari kader. Bila masyarakat mengakses posyandu, itu akan sangat membantu layanan kesehatan agar puskesmas tidak menjadi 'rumah sakit raksasa'," jelas Julia.

Keterampilan dasar kader yang ditingkatkan berfokus pada pencegahan masalah gizi, seperti underweight, wasting, dan stunting, di mana penanganan kasus dapat dilakukan secepatnya begitu terdeteksi melalui pengukuran berat dan tinggi badan di posyandu.

Menyadari bahwa kader posyandu adalah ranah masyarakat dan bukan hanya sektor kesehatan, WVI mengajak organisasi terkait, khususnya PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan DPMK (Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung), untuk mengambil peran lebih aktif.

Julia berharap PKK dapat lebih aktif dalam membina posyandu, tidak hanya satu posyandu binaan saja, tetapi mulai menargetkan lebih banyak posyandu untuk mempraktikkan layanan siklus hidup.

· PKK dapat berfokus pada soft skill dan peningkatan kapasitas kader.

· DPMK dapat mendukung dari sisi fasilitas, seperti bangunan posyandu.

WVI dan mitra organisasi lainnya menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dalam peningkatan kapasitas dan soft skill kader.

Mengakhiri wawancara, Julia Christine Sagala menyampaikan pesan yang membakar semangat bagi para kader yang telah mendapatkan strata—entah itu Purwa, Madya, ataupun Utama.

"Jangan berpuas diri," tegasnya. "Pekerjaan masih panjang di depan. Masih banyak masyarakat yang harus dilayani dan diajak untuk datang ke Posyandu. Layanan Posyandu itu harus layanan prima dengan komunikasi efektif yang diberikan oleh kader." (HK)

Postingan Terbaru