Oleh-oleh dari Bantul: Ny. Suzzy Rettob Terinspirasi Kembangkan Eco Print dengan Motif Bentuk Daun Mangrove




BANTUL, papuamctv.com – Pesona wastra nusantara yang ramah lingkungan menjadi fokus utama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Mimika, Ny. Suzzy Rettob, saat memimpin rombongan studi tiru di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Rabu (26/11).

Dalam kunjungan tersebut, tim Dekranasda tidak sekadar melihat, namun terjun langsung mengikuti pelatihan eco print—sebuah teknik pewarnaan dan pemberian motif pada kain yang sepenuhnya mengandalkan bahan alami. Metode ini dilirik karena mampu menghasilkan produk bernilai seni tinggi sekaligus menjaga kelestarian alam.

Dipandu oleh Handayati, pemilik UMKM pengrajin eco print setempat, rombongan Mimika mempelajari bagaimana dedaunan dapat "mentransfer" bentuk dan warna alaminya ke atas kain tanpa bantuan mesin cetak maupun pewarna kimia sintetik.

Peserta diajak memahami proses kreatif di mana penataan daun di atas kain mampu menciptakan pola-pola otentik yang estetis. Hasil akhirnya selalu unik, eksklusif, dan memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan bagi pasar modern yang kian sadar lingkungan.

Bagi Ny. Suzzy Rettob, teknik ini membuka cakrawala baru untuk pengembangan kerajinan di Bumi Amungsa. Ia melihat peluang besar untuk mengadopsi teknik ini, namun dengan sentuhan khas Papua.

Alih-alih sekadar meniru motif yang ada, Ny. Suzzy memiliki visi spesifik untuk mengangkat identitas pesisir Mimika. Ia membayangkan teknik eco print ini digunakan untuk menonjolkan motif bentuk daun mangrove yang menjadi ciri khas ekosistem Mimika.

"Metode ini membuka peluang besar bagi UMKM Mimika. Saya kira yang paling bagus nanti kita kembangkan adalah motif bentuk daun mangrove yang indah. Bentuknya unik dan sangat merepresentasikan daerah kita," paparnya.

Dengan teknik ini, bentuk artistik dari daun mangrove dapat diabadikan di atas kain, menciptakan lembaran wastra yang tidak hanya indah dipandang tetapi juga bercerita tentang kekayaan alam Mimika.

Keseriusan Dekranasda Mimika untuk mengembangkan teknik ini tidak main-main. Ny. Suzzy menegaskan bahwa eco print kini menjadi salah satu program prioritas karena sifatnya yang ramah lingkungan (sustainable fashion).

Untuk memastikan transfer ilmu berjalan maksimal, Dekranasda berencana mengundang instruktur ahli langsung ke Timika.

"Kami akan upayakan pelatihnya kita datangkan ke Timika. Kita ingin pengrajin lokal bisa memproduksi kerajinan bernilai ekonomi tinggi dengan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar mereka, namun tetap memiliki ciri khas motif kita sendiri," tutup Ny. Suzzy.

Langkah ini diharapkan mampu melahirkan produk-produk kerajinan baru dari Mimika yang siap bersaing di pasar nasional, dengan membawa narasi keindahan motif mangrove yang elegan dan alami. (HK)

Postingan Terbaru