Pisang dan Kopra Potowaiburu Akan 'Dinikahkan' dengan Koperasi! Distanbun Prioritaskan Peningkatan Ekonomi Lokal
POTOWAIBURU, papuamctv.com –
Potensi perkebunan dan hortikultura di Distrik Potowaiburu, Mimika Barat Jauh,
menjadi perhatian utama dalam kunjungan kerja Bupati Mimika pada Sabtu
(1/11/2025). Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan
(Distanbun) Mimika, Alice Irene Wanma, SKM., M.Kes., menyampaikan komitmennya
untuk memastikan hasil bumi masyarakat memiliki nilai jual tinggi melalui
sinergi dengan koperasi.
Salah satu isu yang disoroti
adalah kesulitan petani dalam menjual kopra (daging kelapa kering) ke Timika
karena jarak yang terlalu jauh. Hal ini menyebabkan petani lebih memilih
menjualnya ke Kaimana, meskipun volume penjualannya cukup besar, mencapai 3
hingga 5 ton per bulan.
Menanggapi hal ini, Distanbun
Mimika langsung bergerak cepat dengan rencana strategis:
"Kami sudah dengar juga
sudah dilaporkan oleh petani di sana. Nanti kami akan kerja sama dengan
koperasi agar ke depan hasil kopra dapat dijual melalui Timika saja,"
jelas Alice Irene Wanma.
Sinergi antara dinas dan koperasi
ini diharapkan dapat memangkas biaya transportasi dan memberikan harga yang
lebih stabil bagi petani di Potowaiburu.
Selain kopra, potensi pisang di
Kampung Tapormai yang melimpah namun sulit dipasarkan juga menjadi catatan
penting Distanbun. Sama halnya dengan kopra, dinas tidak akan langsung menjadi
pembeli, melainkan akan menjembatani petani dengan pihak yang berwenang, yaitu
koperasi.
Alice Irene Wanma juga menekankan
pentingnya diversifikasi varietas pisang, khususnya pisang abu-abu yang banyak
diminati karena rasanya yang manis dan potensinya untuk diolah lebih lanjut.
"Kami akan turun untuk
membantu, bagaimana pertanian pisang itu ditanam karena ada jaraknya. Kemudian
bisa dipupuk juga supaya buahnya lebih bagus, berkualitas, sehingga ketika kita
jual itu ada nilai ekonominya," katanya.
Sebagai wujud prioritas Distanbun
terhadap Potowaiburu, dinas berencana menurunkan langsung Petugas Penyuluh
Lapangan (PPL) untuk tinggal dan bertugas di sana.
"Kami mohon untuk masyarakat,
apalagi di beberapa kampung di sekitar Mimika Barat Jauh, bisa menyiapkan kami
tanah juga untuk membuat satu perumahan untuk tenaga penyuluh pertanian kami
tinggal di sana," pinta Kadis Alice.
Tujuan penempatan PPL secara
permanen adalah agar mereka bisa secara intensif melatih masyarakat dalam
teknik menanam dan memupuk yang benar, sehingga hasil panen tidak kalah dengan
daerah lain. Hal ini juga sejalan dengan perkembangan pertanian modern di mana
tanaman jangka panjang kini bisa berbuah hanya dalam waktu 3 tahun.
Di akhir sambutannya, Kadis Alice
Irene Wanma menegaskan kembali komitmen Distanbun untuk menghargai suara
masyarakat.
"Kami menghargai apa yang
sudah disampaikan lewat Musrenbang itu. Itulah yang diinginkan oleh semua
kampung yang di sana. Kami akan ke sana untuk memberikan apa yang sudah
dituangkan pada tahun 2026," tutupnya, memastikan bahwa program yang akan
dibawa adalah kebutuhan riil masyarakat. (HK)











